Sabtu, 31 Oktober 2015

Hama dan Penyakit pada Tanaman Jahe

penyakit tanaman jahe pada daun       


1. Hama 

    Hama yg dijumpai pada tanaman jahe adalah:
1. Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang.
2. Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering & mati.
3. Kumbang.


1)    Penyakit layu bakeri
a.   Gejala: Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat & menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning & mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk & akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yg sakit itu berwarna gelap & sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan & yg paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yg dingin, genangan air & kondisi tanah yg terlalu lembab.
b.   Pengendalian:
                                         i.    jaminan kesehatan bibit jahe;
                                        ii.    karantina tanaman jahe yg terkena penyakit;
                                       iii.    pengendalian dengan pengolahan tanah yg baik;
                                      iv.    pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
2)    Penyakit busuk rimpang
3)    Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25 derajat C & terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.
4)    Gejala: Daun bagian bawah yg berubah menjadi kuning lalu layu & akhirnya tanaman mati.
5)    Pengendalian:.
1.   penggunaan bibit yg sehat;
2.   penerapan pola tanam yg baik;
3.   penggunaan fungisida.
6)    Penyakit bercak daun
7)    Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.
8)    Gejala: Pada daun yg bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu & ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yg terserang bisa mati.
9)    Pengendalian: baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yg dijelaskan di atas.


 Dalam pertanian organik yg tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-baahan yg ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman utk menghindari serangan hama & penyakit tersebut yg dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yg komponennya adalah sbb:
  • Mengusahakan pertumbuhan tanaman yg sehat yaitu memilih bibit unggul yg sehat bebas dari hama & penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman
  • Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
  • Menggunakan varietas-varietas unggul yg tahan terhadap serangan hama & penyakit.
  •  Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
  •   Menggunakan teknik-teknik budidaya yg baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yg saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya utk memutuskan siklus penyebaran hama & penyakit potensial.
  •  Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yg ramah lingkungan & tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yg dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yg diperoleh dari hasil pengamatan.


Beberapa tanaman yg dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati & digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:.
  • Tembakau (Nicotiana tabacum) yg mengandung nikotin utk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi utk serangga kecil misalnya Aphids.
  • Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yg mengandung piretrin yg dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yg menyerang urat syaraf pusat yg aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, & lalat buah.
  • Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yg mengandung rotenone utk insektisida kontak yg diformulasikan dalam bentuk hembusan dan
  • semprotan.
  • Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yg mengandung azadirachtin yg bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng & serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif utk menanggulangi serangan virus RSV, GSV & Tungro.
  •  Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yg bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yg dapat digunakan sebagai insektisida & larvasida.
  •  Jeringau (Acorus calamus) yg rimpangnya mengandung komponen utama asaron & biasanya digunakan utk racun serangga & pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar