Pembibitan Jahe
Persyaratan Bibit Jahe : Bibit berkualitas adalah bibit
yg memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yg tinggi),
& mutu fisik. yg dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yg bebas hama
& penyakit. Oleh karena itu kriteria yg harus dipenuhi antara lain:
· Bahan bibit
diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
· Dipilih
bahan bibit dari tanaman yg sudah tua (berumur 9-10 bulan).
· Dipilih
pula dari tanaman yg sehat & kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
· Teknik
Penyemaian Bibit : utk pertumbuhan tanaman yg serentak atau seragam, bibit
jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian
bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.
· Penyemaian
pada peti kayu : Rimpang jahe yg baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai
kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut
dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas & dijemur
ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam
karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida & zat
pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan
kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut:
pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya
diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yg paling atas
adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe
tersebut sudah disemai.
· Penyemaian
pada bedengan : Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m utk menanam
bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian
tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal
bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, & di atasnya diberi
rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4
susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada
bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari & sesekali disemprot
dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit
bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah..Bibit hasil
seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan & setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas & beratnya 40-60 gram.
· Penyiapan Bibit Jahe : Sebelum ditanam,
bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut
dimasukkan ke dalam karung & dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar
8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
2. Pengolahan Media Tanam
· Persiapan
Lahan : utk mendapatkan hasil panen yg optimal harus diperhatikan syarat-syarat
tumbuh yg dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yg ada tidak sesuai
dengan keasaman tanah yg dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau
dikurangi keasaman dengan kapur.
· Pembukaan
Lahan : Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm
dengan tujuan utk mendapatkan kondisi tanah yg gembur atau remah &
membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar
gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit & hama akan mati terkena sinar
matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur,
maka dapat dilakukan pengolahan tanah yg kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam
& sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
· Pembentukan
Bedengan : Pada daerah-daerah yg kondisi air tanahnya jelek & sekaligus utk
encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan
anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
· Pengapuran
: Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya,
Terutama fosfor (p) & calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit
diserap. Kondisi tanah yg masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa
cendawan penyebab penyakit fusarium sp & pythium sp. Pengapuran juga
berfungsi menambah unsur kalium yg sangat diperlukan tanaman utk mengeraskan
bagian tanaman yg berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal
dinding sel buah & merangsang pembentukan biji.
· Derajat
keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha.
· Derajat
keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha.
· Derajat
keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
· Penentuan
Pola Tanaman : Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu
memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi & produksi
tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang
dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara
tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai
berikut:
· Mengurangi
kerugian yg disebabkan naik turunnya harga.
· Menekan
biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
· Meningkatkan
produktivitas lahan.
· Memperbaiki
sifat fisik & mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman
pengganggu). Praktek di lapangan, ada jahe yg ditumpangsarikan dengan
sayur-sayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis &
lain-lain. Ada juga yg ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang
tanah & beberapa kacang-kacangan lainnya.
· Pembutan
Lubang Tanam : utk menghindari pertumbuhan jahe yg jelek, karena kondisi
air tanah yg buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan.
Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm utk menanam
bibit.
· Cara
Penanaman : Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang
secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yg sudah disiapkan.
· Perioda
Tanam : Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan
September & Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan
membutuhkan air cukup banyak utk pertumbuhannya.
· Pemeliharaan
Tanaman
· Penyulaman
: Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan utk melihat rimpang yg
mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit
sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih
bibit rimpang yg baik serta pemeliharaan yg benar.
· Penyiangan
: Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian
dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yg
tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan
penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar..
· Pembubunan
: Tanaman jahe memerlukan tanah yg peredaran udara & air dapat berjalan
dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan utk
menimbun rimpang jahe yg kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila
tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun
dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam &
diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan & sekaligus
terbentuk sistem pengairan yg berfungsi utk menyalurkan kelebihan air. Pertama
kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yg terdiri
atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman
jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah & banyaknya hujan.
· Pemupukan :
· Pemupukan
Organik : Pada pertanian organik yg tidak menggunakan bahan kimia termasuk
pupuk buatan & obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan
menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering
disbanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos
organik ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai
pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yg ditebar & dicampur tanah
olahan. utk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan
mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per
tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6
bulan, & 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per
tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan
penyiangan & bersamaan dengan kegiatan pembubunan.
· Pemupukan
Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu
diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar
yg digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan
pupuk kandang & pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; &
ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yg berumur 4 bulan.
Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha),
& K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N & K
diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) & sisanya (2/3 dosis) diberikan pada
saat tanaman berumur 2 bulan & 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan
secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur & ditanam di
sela-sela tanaman.
· Pengairan
& Penyiraman : Tanaman Jahe tidak memerlukan air yg terlalu banyak utk
pertumbuhannya, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal
musim hujan sekitar bulan September;
· Waktu
Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari
saat penyimpanan bibit yg utk disemai & pada saat pemeliharaan.
Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk
organik cair atau vitamin-vitamin yg mendorong pertumbuhan jahe.
SENTRA PENANAMAN
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun & di
pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di
Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang,
Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi,
sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 %
dari total produksi jahe dunia.
SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
1. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan
relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
2. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe
memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat
yg terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
3. Suhu udara optimum utk budidaya tanaman jahe antara
20-35°C.
2. Media Tanam
1. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada
tanah yg subur, gembur & banyak mengandung humus.
2. Tekstur tanah yg baik adalah lempung berpasir, liat
berpasir & tanah laterik.
3. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH)
sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum utk jahe gajah adalah
6,8-7,0.
3. Ketinggian Tempat
1. Jahe tumbuh baik di daerah tropis &
subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl..
2. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian
200 - 600 m dpl.